Tema PENDIDIKAN
Stop Kecurangan UN
KURANG lebih dua bulan lagi Kementerian
Pendidikan Nasional akan menyelenggarakan hajat besar. Yakni menyelenggarakan
Ujian Nasional (UN) untuk SMP-SMA. Meskipun kegiatan tersebut rutin dilaksanakan
setiap tahun, akan tetapi dalam proses selalu menimbulkan kontroversi.
Polemik yang sering muncul dalam
setiap kali pelaksanaan UN adalah adanya jual beli kunci jawaban. Banyak sekali
spekulan yang menjual jawaban yang tidak benar, korbannya tentu orang tua dan
siswa yang berpikiran pendek. Selain itu, praktik kerja sama dan menyontek juga
masih sering dilakukan siswa supaya bisa lulus ujian. Semua itu menjadi catatan
buruk bagi Kemendiknas dalam penyelenggarakan UN.
Hal itu juga sering diperparah
dengan adanya intervensi dari pihak terkait, terutama sekolah yang menginginkan
siswanya lulus 100% dengan cara membuka soal terlebih dahulu kemudian
dikerjakan guru dan jawabannya disebarkan kepada anak didik.
Kecurangan semacam itu masih sering
mewarnai pelaksanaan UN tiap tahun. Alasan yang digunakan karena malu jika ada
anak didik sekolah yang bersangkutan tidak lulus.
Maraknya praktik mafia dalam UN sangat memprihatinkan. Seharusnya UN dilaksanakan dengan cara-cara yang fair dan elegan, bukan dengan cara-cara yang curang.
Apalagi kecurangan sangat bertentangan dengan ruh pendidikan yang mengajarkan pentingnya nilai kejujuran.
Maraknya praktik mafia dalam UN sangat memprihatinkan. Seharusnya UN dilaksanakan dengan cara-cara yang fair dan elegan, bukan dengan cara-cara yang curang.
Apalagi kecurangan sangat bertentangan dengan ruh pendidikan yang mengajarkan pentingnya nilai kejujuran.
Alasan:
Kalimat di atas tidak efektif/efisien karena
penggunaan kata-katanya tidak mempunyai ciri Efektif/Efisien maksudnya yaitu
irit saat mempergunakan kata, frasa atau bentuk lain yang dikira tak perlu,
namun tidak menyalahi kaidah tata bhs. hingga info yang disampaikannya tidak
terpecah-pecah.
Kalimat
efektif/efisien
STOP KECURANGAN UN
Kurang
lebih dua bulan, Kementrian Pendidikan Nasional akan menyelenggarakan Ujian Nasional
(UN) untuk SMP – SMA.Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap tahun, tetapi
dalam proses selalu menimbulkan perdebatan.
Perdebatan
yang sering muncul dalam pelaksanaan UN adanya jual beli kunci jawaban. Masih
banyak orang yang terlibat menjual jawaban yang tidak benar, korbannya antara lain
orang tua dan siswa yang tidak melihat kondisi.Selain itu, kerjasama dan
menyontek masih sering di lakukan siswa agar lulus ujian. Semua itu menjadi
catatan buruk Kemendiknas dalam penyelenggarakan UN.
Hal itu juga sering diperparah
dengan adanya mencampuri dari pihak terkait, terutama sekolah yang menginginkan
siswanya lulus 100% dengan cara membuka soal terlebih dahulu kemudian
dikerjakan guru dan jawabannya disebarkan kepada siswa.
Kecurangan semacam itu masih sering
mewarnai pelaksanaan UN setiap tahun. Alasan yang digunakan karena malu jika
ada siswa di sekolah yang bersangkutan tidak lulus.
Aksi kecurangan dalam UN sangat memprihatinkan. Seharusnya UN dilaksanakan dengan cara-cara kejujuran, bukan dengan cara yang kecurangan.
Apalagi kecurangan sangat bertentangan dengan pendidikan yang mengajarkan pentingnya nilai kejujuran.
Aksi kecurangan dalam UN sangat memprihatinkan. Seharusnya UN dilaksanakan dengan cara-cara kejujuran, bukan dengan cara yang kecurangan.
Apalagi kecurangan sangat bertentangan dengan pendidikan yang mengajarkan pentingnya nilai kejujuran.