Penalaran induktif

Kamis, 20 Maret 2014
Metode induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.

Contoh paragraf Induktif
:
Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti brigdensshafel muter, salsa (dan Kripton), free dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan keseniantradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.

Contoh generalisasi
:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
            Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

penalaran analogi adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat yang sama. cara iniberdasarkan sebuah asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain.

Contoh Paragraf Analogi :

Budi adalah anak yang penakut sikapnya ini membuatnya sering jadi bahan mainan teman-temannya. Bagai kerbau dicocok hidung ia selalu mengikuti apa kata orang lain. Sehingga ia tidak dapat berkembang dan selalu hanya bisa diam sama seperti kerbau yang hanya bisa diam ketika hidungnya dicocok untuk melakukan apa yang diinginkan tuannnya.
Hubungan Kausal

Hubungan kausal
Hubungan sebab akibat / hubungan kausal ialah hubungan keterkaitan atau ketergantungan dari dua realitas, konsep, gagaasan, ide, atau permsalahan. Suatu kegiatan tidak dapat mengalami suatu akibat tanpa disertai sebab, atau sebaliknya suatu kegiatan tidak dapat menunjukkan suatu sebab bila belum mengalami akibat.

Contoh hubungan kausal  :

Kuberikan sedikit uang disakuku untuk membeli obat, ia menatap wajahku.. Menitikkan air mata lagi.. Ia menangis karena senang mendapatkan uang untuk membeli obat dan makanan untuk adik dan ibunya dirumah.
Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan anak itu bersama ibunya di pasar. Mereka menghampiriku,, memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan terima kasih padaku karena telah membantu anak itu beberapa hari yang lalu.

Hipotesis  dan teori
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.[1]
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti.[2] Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.[2] Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala.[2] Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.[2] Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.[2]
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.

Sumber : http://pengertianpengertian.blogspot.com/2013/04/pengertian-penalaran-analogi.html?m=0
http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/03/hubungan-kausal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran#Metode_induktif
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis


Penalaran Deduktif

Senin, 17 Maret 2014
Penalaran Deduktif adalah proses berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian2nya yang khusus.
Contoh, Masyarakat Indonesia Konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media – media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtifsebagai perstasi social dan penanda status social.

Jenis – Jenis penalaran Deduktif yaitu

Silogisme kategorial          :  Silogisme yang terdiri dari tiga proposisi.
- pabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
                           Contoh :  Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).
                                           Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
                                           Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
Silogisme Hipotesis            :  Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi conditional hipotesis.
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh: Jika hujan saya naik becak.(mayor)
               Sekarang hujan.(minor)
               Saya naik becak (konklusi).

Silogisme Alternatif           : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternative
                         
Contoh:  Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
                                          Nenek Sumi berada di Bandung.
                                          Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

Entimen                     : Silogisme ini jarang di temukan dalam kehidupan sehari – hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang di kemukakan hanya premis minor dan simpulan .
Contoh : Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
              Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima  hadiahnya.

Rantai Deduksi
Penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimen. Orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula berupa merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk yang informal.

Contoh :

A.  Semua plecing kangkung pedas rasanya. (hasil generalisasi)
Kali ini saya diberi lagi plecing kangkung.
Sebab itu, plecing kangkung ini juga pasti pedas rasanya. (deduksi)
Saya tidak suka akan makanan yang pedas rasanya. (induksi: generlisasi)
Ini adalah plecing kangkung pedas.
Sebab itu, saya tidak suka plecing kangkung ini. (deduksi)
Saya tidak suka makan apa saja, yang tidak saya senangi (induksi:generalisasi)
Saya tidak suka makanan ini.
Sebab itu saya tidak memakannya. (deduksi)

B. Semua jamu pahit rasanya. (hasil generalisasi)
Kali ini saya diberi lagi jamu.
Sebab itu, jamu ini juga pasti pahit rasanya. (deduksi)
Saya tidak suka akan minuman yang pahit rasanya. (induksi: generlisasi)
Ini adalah jamu pahit.
Sebab itu, saya tidak suka jamu ini. (deduksi)
Saya tidak suka minum apa saja, yang tidak saya senangi (induksi:generalisasi)
Saya tidak suka minuman ini.
Sebab itu saya tidak meminumnya. (deduksi)

Sumber ;http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran







Resiko dan Manajemen Resiko

Selasa, 11 Maret 2014
Resiko dan manajemen resiko

Manajeman resiko adalah suatu usahah untuk mengetahui menganalisa serta mengendalikan resiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi  yang lebih tinggi.

Pengertian Resiko:
1.         Risk is the change of the loss ( resiko adalah kerugian ).
change of the loss biasanya di gunakan untuk menunjukan suatu keadaan dimana terdapat keterbukaan ( exposure ) terhadap kerugiaan.
2.          Risk is the possibility of loss ( resiko adalah kemungkinan kerugian ).
possibility ialah probalitasi suatu peristiwa berada di antara nol dari satu
3.             Risk uncertainty ( resiko adalah ketidak pastian )


Resiko adalah kemungkinana terjadi suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian. Pengertian asuransi terhadap resiko berarti :

-          Objek yang di asuransikan contohnya objek asuransi adalah terjadinya kebakaran, kecelakaan kendaraan.
-          Bahaya yang di asuransikan contohnya Gempa bumi,Tanah longsor,angintopan.
-          Kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian.
-          Seringkali resiko diartikan sesuai kerugian.    
-          Resiko dapat diartikan sebagai keadaan yang memudahkan timbul kerugian ( Hazard condition ).

Penggolongan resiko
1.      Resiko murni dan resiko sepekulatif.

Resiko murni ( pure risk ) adalah resiko yang bila terjadi dapat mendatangkan ke rugian saja dan tidak dapat ke untungan contohnya resiko kebakaran. Pada umumnya rsiko murni ini dapat di asuransi kan.

Resiko spektulatif resiko yang bila terjadi dapat menimbulkan kerugian dan kemungkinan keuntungan. Contohnya pemasaran, dan  produksi.
2.      Resiko dinamis statis

Resiko dinamis adalah resiko yang timbul akibat suatu keadaan yang terus berubah contohnya resiko social , resiko lingkungan  dan teknologi.

resiko statis adalah suatu resiko yang selalu ada walaupun tidak terjadi perubahan-perubahan keadaan contoh resiko kebakaran. Resiko statis ini di golongkan resiko murni.
3.      Resiko fundamental dan khusus.

Resiko fundamental adalah resiko yang menyangkut rakyat banyak, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi. Resiko fundamental digolongkan dalam dinamis dan statis.

Resiko khusus resiko yang mengancam perorangan atau individu.
4.       Resiko perorangan dan kebendaan .

Resiko perorangan adalah resiko murni yang dapat menimpa orang contohnya kematian, kehilangan pekerjaan.

Resiko kebendaan ialah resiko yangdapat menimpa benda seperti rumah dan kendaraan contoh resiko kebakaran.
5.      Obyektif dan subjektif

Resiko obyektif diatikan sebagai penyimpangan secara relative antara kenyataan dan kemungkinaan terjadinya ke rugiaan tersebut dimana pengkuran diadakan untuk jangka waktu yang lama sehingga dapat di ukur sacara static.

Resiko subjektif dartikan sebagai ketidak pastiaan secara sikologis dimana lrbih bersumber pada tingkahlaku pada mental dari orang bersangkutan.  


Pengrtian dari Penalaran,Proposisi,Infrensi,Implikasi dan Wujud Evidensi

Minggu, 09 Maret 2014
Penalaran adalah proses berfikir yang bertolak dari pengamatan indra ( pengamatan empirik) yang menghansilkan sejumlah konsep dan pemikiran. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk
proposisi - proposisi yang sejenis. Berdasarkan sejumlah prposisi yang di ketahui dan dianggap benar, orang yang menyimpulkan baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang di sebut menalar.

Proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-perdikat yang membetuk kalimat. Kecuali kalimat tanya , kalimat perintah , kalimat harapan ,kalimat inversi tidak dapat disebut proposisi.

Infrensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar.

Implikasi adalah hubungan keterlibatan atau keadaan yang terlibat dalam kepentingan umum maupun kepentngan pribadi pada masyarakat.

Evidensi

Pada hakikatnya evidensi adalah semua yang ada semua kesaksian, semua informasi atau athoritas yang dibuktikan suatu kebenaran, fakta dalam kedudukan evidiensi tidak boleh di campur adukan apa yng di kenal sebagai pernyataan atau gagasan. Dalam wujud evidiensi itu berebentuk data atau informasi, yang dimasksud data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari sumber tertentu.

Cara menuji data

Data informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta.oleh karena itu perlu pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap evidensi. dibawah ini yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut :

- Observasi
- Kesaksian
- Authoritas

Cara menguji fakta

Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penelitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinana bahwa semua bahan itu adalah fakta.Sesudah itu pengarang atau penulis melakukan penelitian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar- benar merupakan kesimpulan yang akan di ambil.

- Kosistensi
- Koherensi

Cara memilih autoritas

Meminta pendapat dari suatu autoritas, yakini pendapat dari seorang para ahli atau mereka yang telah menyelidiki suatu data dengan cermat, memperhatikan semua kesaksian, menilai semua fakata kemudian memberikan pendapat mereka sesuai keahlian mereka di bidang masing-masing.



Sumber : 
1. http://www.slideshare.net/gueste97040/proposisi
2. http://sitompulke17.blogspot.com/2010/05/proposisi.html
3. http://gangsarnovianto.blogspot.com/2011/05/evidensi.html
4. http://pbsindonesia.fkip-uninus.org/media.php?module=detailmateri&id=51
5. http://dezhi-myblogger.blogspot.com/2012/03/pengertian-istilah-istilah-proposisi.html
6. http://jelasnggak.wordpress.com/2009/05/18/premises-konklusi-dan-support/
7. http://luzcie.blogspot.com/2011/05/penalaran.html

Copyright @ 2013 Yudith's Blog. Designed by Templateism | MyBloggerLab