HIPOTESIS
Hipotesis atau Hipotesa
adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih
harus di buktikan kebenarannya.
Hipotesis ilmiah
mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yg diteil.
Contoh : Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga- duga)berdasarkan pengalamannya bahwa ( karena langit mendung, maka…) sebentar lagi hujan akan turun.
Contoh : Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga- duga)berdasarkan pengalamannya bahwa ( karena langit mendung, maka…) sebentar lagi hujan akan turun.
Ciri Hipotesis yang
baik
Satu hipotesis dapat
diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar.Untuk dapat
memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa
ciri-ciri pokok, yakni:
1.
Hipotesis diturunkan dari suatu teori
yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam
proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan
sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.
2.
Hipotesis harus dinyatakan secara jelas,
dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu
hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua
variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan
variabel dependen.
3.
Hipotesis menyatakan variasi nilai
sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena
yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas
menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya
yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
4.
Hipotesis harus bebas nilai. Artinya
nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki
tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
5.
Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu,
instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran
yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan
metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat
merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan
bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi
hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik
metode pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
6.
Hipotesis harus spesifik. Hipotesis
harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus
bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus
memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah
arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X
berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif
atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit
analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan
di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk
dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus
dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan
arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
7.
Hipotesis harus menyatakan perbedaan
atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu
hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.