Penalaran Deduktif

Senin, 17 Maret 2014
Penalaran Deduktif adalah proses berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian2nya yang khusus.
Contoh, Masyarakat Indonesia Konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media – media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtifsebagai perstasi social dan penanda status social.

Jenis – Jenis penalaran Deduktif yaitu

Silogisme kategorial          :  Silogisme yang terdiri dari tiga proposisi.
- pabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
                           Contoh :  Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).
                                           Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
                                           Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
Silogisme Hipotesis            :  Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi conditional hipotesis.
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh: Jika hujan saya naik becak.(mayor)
               Sekarang hujan.(minor)
               Saya naik becak (konklusi).

Silogisme Alternatif           : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternative
                         
Contoh:  Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
                                          Nenek Sumi berada di Bandung.
                                          Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

Entimen                     : Silogisme ini jarang di temukan dalam kehidupan sehari – hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang di kemukakan hanya premis minor dan simpulan .
Contoh : Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
              Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima  hadiahnya.

Rantai Deduksi
Penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimen. Orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula berupa merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk yang informal.

Contoh :

A.  Semua plecing kangkung pedas rasanya. (hasil generalisasi)
Kali ini saya diberi lagi plecing kangkung.
Sebab itu, plecing kangkung ini juga pasti pedas rasanya. (deduksi)
Saya tidak suka akan makanan yang pedas rasanya. (induksi: generlisasi)
Ini adalah plecing kangkung pedas.
Sebab itu, saya tidak suka plecing kangkung ini. (deduksi)
Saya tidak suka makan apa saja, yang tidak saya senangi (induksi:generalisasi)
Saya tidak suka makanan ini.
Sebab itu saya tidak memakannya. (deduksi)

B. Semua jamu pahit rasanya. (hasil generalisasi)
Kali ini saya diberi lagi jamu.
Sebab itu, jamu ini juga pasti pahit rasanya. (deduksi)
Saya tidak suka akan minuman yang pahit rasanya. (induksi: generlisasi)
Ini adalah jamu pahit.
Sebab itu, saya tidak suka jamu ini. (deduksi)
Saya tidak suka minum apa saja, yang tidak saya senangi (induksi:generalisasi)
Saya tidak suka minuman ini.
Sebab itu saya tidak meminumnya. (deduksi)

Sumber ;http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran







Copyright @ 2013 Yudith's Blog. Designed by Templateism | MyBloggerLab